Gerombolan anak terlihat memenuhi salah satu stand wahana di Pagelaran Bocah, Minggu (11/5) kemarin. Dengan penuh semangat mereka menempelkan sticker bergambar pada dadu kayu berukuran sekitar 2x2 centimeter. Rupanya, mereka harus menyusun gambar yang huruf awalnya sesuai dengan abjad yang ada di dadu. Permainan tersebut dinamakan Dadu Alfabet. Namun, dadu-dadu ini bukan sekedar permainan, melainkan media pembelajaran yang diperkenalkan oleh program Laire Sujana dari Sayap Dewantara Indonesia (Sadewa).
Laire Sujana diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti lahirnya orang cerdas.. Program Laire Sujana ini diusung oleh Sadewa melihat kurangnya penggunaan media pembelajaran di sekolah. Menurut Rima Rizki, penanggung jawab program Laire Sujana, media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar supaya anak lebih mengerti materi yang diajarkan. “Satu sih yang penting, pengen banget anak-anak ngerasa dengan adanya media itu dia nggak kaya lagi belajar, tapi lagi main. Jadinya bisa lebih senang memahami hal baru,” kata Rima. Sesuai dengan namanya, Laire Sujana diharapkan bisa menjadi sarana lahirnya orang-orang cerdas melalui media pembelajaran yang mereka buat.
Setiap bulan program ini akan mengajak anak-anak maupun masyarakat umum untuk ikut membantu membuat media pembelajaran. Langkah awal Laire Sujana dilakukan pada acara Pagelaran Bocah 2014 yang diadakan dari pukul delapan pagi hingga empat sore, Laire Sujana berhasil mengajak anak-anak dari kelas satu sampai kelas enam SD untuk ikut berpatisipasi membuat Dadu Alfabet. Media pembelajaran jenis ini dipilih karena selain mudah pembuatannya juga dapat membantu anak untuk mengingat huruf abjad serta mengenal benda-benda di lingkungan sekitarnya. Dengan bantuan Dewantara Cilik – sebutan bagi anak-anak yang ikut membuat media pembelajaran – Laire Sujana berhasil membuat 156 buah Dadu Alfabet. Media pembelajaran ini nantinya akan diberikan ke murid-murid Sekolah Dasar di titik aksi Gerakan UI Mengajar (GUIM) sebelumnya, yaitu Garut, Banten dan Indramayu.
Tidak hanya disambut semangat oleh para Dewantara Cilik, program Laire Sujana ini juga dianggap menarik oleh para orang tua yang mengantarkan anaknya ke Pagelaran Bocah. Ika misalnya, salah satu orang tua dari anak yang mengikuti kegiatan membuat media pembelajaran, merasa senang dengan adanya kegiatan seperti ini. “Saya baru tahu dari kegiatan ini nantinya karyanya akan dikirim untuk anak-anak di sekolah lain. Bagus ya, jadi anak bisa belajar bermain sekaligus membantu temannya.”
Untuk kegiatan selanjutnya, Laire Sujana akan mengajak rumah belajar fakultas serta komunitas-komunitas peduli pendidikan lainnya untuk membuat media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membangun kepedulian dalam diri anak dan mengajarkan pentingnya berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Media pembelajaran yang dibuat selanjutnya akan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di titik aksi GUIM. Namun, akan tetap mengedepankan kegunaan dan kemudahan saat pembuatannya. “Pokoknya sederhana materi, bahan, dan penggunaannya. Selain itu juga harus awet, karena kondisi di titik macam-macam jadi pengennya si media ini bisa tahan lama,” ujar Rima.
Melalui program Laire Sujana, Sadewa juga ingin menularkan semangat kepada komunitas maupun anak muda agar ikut serta membantu membuat media pembelajaran. Dengan begitu, diharapkan semua anak yang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar bisa memiliki media pembelajaran yang memadai sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan maksimal.
Oleh :
Gita Laras Widyaningrum
Sefiana Putri
Laire Sujana diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti lahirnya orang cerdas.. Program Laire Sujana ini diusung oleh Sadewa melihat kurangnya penggunaan media pembelajaran di sekolah. Menurut Rima Rizki, penanggung jawab program Laire Sujana, media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar supaya anak lebih mengerti materi yang diajarkan. “Satu sih yang penting, pengen banget anak-anak ngerasa dengan adanya media itu dia nggak kaya lagi belajar, tapi lagi main. Jadinya bisa lebih senang memahami hal baru,” kata Rima. Sesuai dengan namanya, Laire Sujana diharapkan bisa menjadi sarana lahirnya orang-orang cerdas melalui media pembelajaran yang mereka buat.
Setiap bulan program ini akan mengajak anak-anak maupun masyarakat umum untuk ikut membantu membuat media pembelajaran. Langkah awal Laire Sujana dilakukan pada acara Pagelaran Bocah 2014 yang diadakan dari pukul delapan pagi hingga empat sore, Laire Sujana berhasil mengajak anak-anak dari kelas satu sampai kelas enam SD untuk ikut berpatisipasi membuat Dadu Alfabet. Media pembelajaran jenis ini dipilih karena selain mudah pembuatannya juga dapat membantu anak untuk mengingat huruf abjad serta mengenal benda-benda di lingkungan sekitarnya. Dengan bantuan Dewantara Cilik – sebutan bagi anak-anak yang ikut membuat media pembelajaran – Laire Sujana berhasil membuat 156 buah Dadu Alfabet. Media pembelajaran ini nantinya akan diberikan ke murid-murid Sekolah Dasar di titik aksi Gerakan UI Mengajar (GUIM) sebelumnya, yaitu Garut, Banten dan Indramayu.
Tidak hanya disambut semangat oleh para Dewantara Cilik, program Laire Sujana ini juga dianggap menarik oleh para orang tua yang mengantarkan anaknya ke Pagelaran Bocah. Ika misalnya, salah satu orang tua dari anak yang mengikuti kegiatan membuat media pembelajaran, merasa senang dengan adanya kegiatan seperti ini. “Saya baru tahu dari kegiatan ini nantinya karyanya akan dikirim untuk anak-anak di sekolah lain. Bagus ya, jadi anak bisa belajar bermain sekaligus membantu temannya.”
Untuk kegiatan selanjutnya, Laire Sujana akan mengajak rumah belajar fakultas serta komunitas-komunitas peduli pendidikan lainnya untuk membuat media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membangun kepedulian dalam diri anak dan mengajarkan pentingnya berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Media pembelajaran yang dibuat selanjutnya akan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di titik aksi GUIM. Namun, akan tetap mengedepankan kegunaan dan kemudahan saat pembuatannya. “Pokoknya sederhana materi, bahan, dan penggunaannya. Selain itu juga harus awet, karena kondisi di titik macam-macam jadi pengennya si media ini bisa tahan lama,” ujar Rima.
Melalui program Laire Sujana, Sadewa juga ingin menularkan semangat kepada komunitas maupun anak muda agar ikut serta membantu membuat media pembelajaran. Dengan begitu, diharapkan semua anak yang mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar bisa memiliki media pembelajaran yang memadai sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan maksimal.
Oleh :
Gita Laras Widyaningrum
Sefiana Putri